Tony Iommi
Tony Iommi, gitaris band heavy metal Black Sabbath mengaku hampir batal jadi gitaris karena kecelakaan di sebuah pabrik sebelum ia membentuk Black Sabbath. Beruntung, ia menemukan cara memperbaiki tangannya sebelum benar-benar bermusik.
Dilansir Loudwire, Iommi mengutarakannya di pertemuan di Musician's Institute, Hollywood, California belum lama ini. Penjelasannya sekaligus mengabarkan bahwa ia pernah bekerja di sebuah bengkel welding atau las sebelum beralih jalur menjadi musisi.
"Aku berbaris dan diberikan sesuatu untuk dilas sebelum diberikan ke orang lain lagi. Suatu hari, orang yang memberikanku bahan las tak datang-datang, jadi aku dipindah ke mesin press besar yang berbentuk seperti guillotine. Tak tahu kenapa, tapi tanganku tiba-tiba masuk. Bang! Alatnya jatuh membawa ujung jariku. Saat aku tarik jariku, ada tulangku terlihat keluar dari jari."
Ucap Iommi pada Ryan J. Downey yang saat itu mewawancarainya.
"Aku ke rumah sakit dan tulangnya dipotong. Mereka bilang,"Lebih baik kamu lupakan bermain (musik)." Tuhan, aku benar-benar kesal. Aku tak terima jika tak ada jalan lain, dan aku benar-benar tidak bisa main lagi."
Tambahnya.
Kisah tangan Iommi memang sering jadi cerita yang mengerikan di kalangan pecinta musik metal. Namun jika bukan karena cara yang ia temukan, mungkin lagu-lagu Black Sabbath tidak akan sama seperti yang sudah mereka ciptakan sejak berjaya di tahun 80an.
Lantas, bagaimana cara Iommi memperbaiki tangannya? Ia menemukan caranya sendiri. Selain kejadian yang merusak jarinya itu, rupanya ia benar-benar ingat bagaimana ia menggunakan bahan dari jaket kulit untuk menggantikan ujung jarinya itu.
Namun sebelum dengan bahan jaket kulit, ia terlebih dulu membuat ujung jari prostetik rumahan. Ia kemudian bercerita tentang penampilan perdananya dengan band yang personelnya sudah jauh lebih tua darinya, sekira 30 tahun lebih tua, di sebuah pub.
"Memang berhasil, tapi aku butuh waktu lama agar terbiasa. Dan masa-masa itu sangat menyakitkan."
Ucap Iommi.
Dari sini kita bisa belajar jangan pernah membuat kekurangan kita menjadi batu sandungan untuk mencapai kesuksesan yang diinginkan.