Kamu yang Ingin Nge-band

Memulai sebuah band dengan teman-temanmu. Teman-teman yang kamu dapatkan dari sebuah tongkrongan yang tidak disangka, punya ketertarikan musik yang sama. Meski, dari segi skill masih jauh dari cukup. Walau begitu, kamu dan teman-temanmu tetap ingin ngeband.

Diawali dari sharing dan mulai berbagi tugas, dengan percaya diri setiap personil memastikan bahwa ngeband ini serius. Dengan harapan, minimal sampai di skena lokal. Band kamu mulai menulis materi-materi yang secara kolektif dibicarakan. Mulai dari konsep musik, menulis lirik dan coba memadukannya dengan musik yang diciptakan. Walau hanya bermodal dua buah gitar butut.

Kamu dan teman-teman mulai patungan untuk sewa studio dan mencoba memainkan musik yang ditulis tersebut. Semua anggota band mempercepat cara belajar mereka untuk memainkan musik yang diinginkan. Setelah dirasa cocok dan mantap, kamu mulai sering-sering nyari info tongkrongan yang biasanya bikin event musik dan mencoba menyelipkan nama bandmu itu supaya dapat kesempatan manggung.

Tapi di satu sisi, kamu dan teman-temanmu ini punya tanggung jawab lain yang lebih penting lagi. Kamu harus punya pekerjaan, supaya punya uang, uang untuk modalin ngeband. Mulai dari beli alat musik yang menunjang sampai ke target rekaman lagu. Jadwal yang sulit ketika menjadi dewasa, kalian harus atur waktu mengambil cuti demi ngeband. Di balik kesibukan kerjaan, kalian berusaha agar semua rencana ngeband kalian berjalan mulus.

Event demi event diladeni. Walau awalnya sebagai band regist. Tapi nama band kalian mulai dikenal lebih baik lagi dan band kalian akhirnya diundang walau dibayar dengan upah yang tidak terlalu besar. Yang penting sering manggung buat kembali modalin band. Kalian mulai mencetak sticker yang rencananya akan disebar di setiap kali kalian manggung. Maksudnya lewat sticker itu, nama band kalian bisa mulai dikenal lebih luas lagi. Karir band kalian mulai naik.

Tapi tidak semudah itu, ada kalanya ketika salah seorang anggota band ini mulai berulah. Yang mungkin bisa saja dia ngebucin, sehingga beberapa kali tidak bisa ikut latihan band. Betul, masalah pribadi yang berpengaruh ke kekompakan band.

Akhirnya salah satu anggota band memutuskan untuk keluar. Konflik internal seperti ini sudah biasa terjadi. Kalian mencari gantinya, namun ini bukan perkara mudah. Karena belum tentu orang baru ini sefrekuensi dengan gaya kalian. Walau begitu, band ini harus tetap lanjut. Sayang, anggota lain memutuskan untuk keluar juga karena urusan keluarga yang pindah ke luar kota. Anggota lain kena sakit-sakitan. Kamu yang tersisa berusaha mempertahankan band tercintamu ini apa pun caranya jangan sampai bubar. Tapi sayangnya, di suatu hari, semua member ingin berbicara padamu kalau mereka sudah tidak sanggup lagi meneruskan karir band ini. Sekeras apa pun kamu berusaha meyakinkan mereka, mereka tetap angkat tangan dan akhirnya bubar.

Membuat band tidak semudah itu, kawan.